Laman
TIME
-
goresan baru
- (tanpa judul)
- logo mahasiswa batam
- Misteri Kamar Tiga – sebuah cerita
- Desing-
- serah
- Juang-
- Kuraba, Kau Tiada
- Memisah Dua
- WAR Trip to Bandung – hayuk, kapan lagi kita ketemu? :D
- Selamat Hari Air Sedunia – 22 Maret 2014
- Kitalah Cakrawala
- PURNAMA KE SEPULUH
- andai saja laut mengerti..!
- jika demikian, maka…
- langit yang menghukum
- “aku sebait putik”
- Entah laut menganga luka! Entah.
- setalitigatiang
- oi – (melarat sekarat)
- Langitku tak Lagi Langitmu
kategori tulisan
Mencari Tulisan
Arsip
tags :)
- air
- air mata
- ALLAH
- arah
- aurora
- ayah
- batam
- benalu
- benua
- bersamaku
- bintang kecil
- bocah
- buta
- cawan
- cinta
- cucian piring
- danau
- dan kini kamu
- dinama lentera
- duri
- emosi
- empunya hati
- etam
- figura
- figura baru
- gelandangan
- hamdalah
- hiatus
- hikari
- hujan
- ibu
- iman
- imanku
- imannisasaputra
- janji
- jemari
- juta- juta
- kalbu
- kata
- ke
- kebakaran
- kenangan
- kepadanya
- ketidak perdulian
- kokinos te
- lamat - lama
- lantun
- larung
- maafkan aku
- maafkan aku bu
- membaca
- menangis
- mencari Tuhan
- meneracau aku
- monolog
- monolog jiwa
- musim
- namamu
- nun
- pelabuhan
- pembaringan mu
- pemerhati
- Pencarian
- penyengat
- pepah
- pepasir waktu
- peranak pinak
- pergi
- perhatian
- perjalanan
- perpustakaan
- puisi
- pustaka melayu kepri
- reboisasi
- reboisasi hutan
- rerintik
- rinai senja
- rindu
- rintik - rintik
- sebatang alif
- sekiranya Tuhan
- sekumpulan warna
- senandung
- senja
- senyum
- separuh rembulan
- seperti dulu
- sesiapa
- sesiapa aku
- setumpuk masalah
- syin
- tangan tuhan
- tangjung pinang
- Tuhan
- tuli
- tumbal
- tuna netra
- waktu
- writer's block
- ya'
Twitt Post
Twit oleh kokinoste-
Bergabung dengan 81 pelanggan lain
Sahabat - sahabat semilirr
Arsip Bulanan: Januari 2013
langit yang menghukum
langit sedang hitam pongah, dendamkah..? padahal tanah sudah bernanah, rongak sejak batu-batu disusun gagah,
Dipublikasi di Puisi, SAJAK
Tag banjir, banjir 2013, banjir jakarta, ibu kota, jakarta, kota, parah
Meninggalkan komentar
“aku sebait putik”
resah gulita. aku. berlari selekas waktu bertudung rindu. menyiumi roma kenangan yang satusatu pecah, kecai dalam dendang. bayangmu… direnda tiada. tak berbadik, aku melirik. kupersembahkan “aku sebait putik” te’ 2809-12
Dipublikasi di Puisi, SAJAK
Meninggalkan komentar
Entah laut menganga luka! Entah.
pada laut menganga luka, kidung-kidung aku menari membawa gelas hampa diatas pepasir, tapi Engkau jauh tiada. Aku, rindu payau; merana… Sebagaimana setapak dihapus buih ombak jalanan, Engkau, lesap begitu saja pada laut menganga luka, darah mengering, Kau juga tak ada. … Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Puisi, SAJAK
3 Komentar
setalitigatiang
malam. lamun menyeringai tak larut-larut. menerawang di bawah sabit resah. menangkup setali tiga tiang, tiang merah darah, tiang hitam dendam, dan tiang panjang para telanjang. kacriitt .! dari tepi sampai ujung moratmarit kami jadi kacung. retakretakan gersang tanah kami kini … Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Puisi, SAJAK
Meninggalkan komentar
oi – (melarat sekarat)
oi – (melarat sekarat) aku . . Baru saja melampung, setelah jauh merenangi jejanjian yang panjang yang setiap teriak tak pernah tak parau, semakin parau tak kian aku bergurau. Oi, dah jauhkah nelangsaku? Sampai hati kau biar aku mengorek busung, … Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Puisi, SAJAK
2 Komentar
Langitku tak Lagi Langitmu
langitku, tak lg langitmu. Langit yg terhantuk jejanjian, sedang bulan mengintip resah, dan aku lupa menyusupi sebagian kehangatan yg katanya ada padamu.. yah… langit ku masih abu-abu … meski bulan kini membiru, lekas saja ku sesapi rindu yang padamu, pun … Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Puisi, SAJAK
2 Komentar
“bolehkah.
Oleh te’, 5 sept 2012 pagi, dan disini hujan belum berhenti; _ Jadi, sebenarnya bolehkah aku meminta air pada-Mu ? Untuk memandikan sepasang peluh yang berpacu dengan duabelas jarum timpang saling siur di tepi jurang bolehkah aku meminta kucuran segar … Baca lebih lanjut
Dilema
damar-damar tertatar datar langit-langit hitam menyeringai, mengutak-atik gejolak segaris sengketa, antara semangat dan pasrah saja. “sambar aku..!” langit-langit mengelu-elukan harapan yang engkau entah saja, engkau entah siapa!
Dipublikasi di Puisi, SAJAK
Meninggalkan komentar
entah kapan
langit hitam tergantung gagah bayangbayang purnama kalah terik dengan tiangtiang listrik aku, dan segaris rindu tengah melantun parau di sebrang surau barangkali nanti kau terbesit meski sekelumit sayang, dandang kita tak garang dada kita terjang merajang esok, entah kapan … Baca lebih lanjut
go ahead, the sky is still bright
no need to know the bitter narrowed kept walking challenge the sun, fed with the ideal destination, you need not hesitate, I’m still strong screwing melancholy. sky as bright stars, when I promise “none except the transverse cro