tak lagi jingga. sekedar terang, tapi kian semilir
kupikir air – air itu hanya menitik di luaran
ah, sekiranya menitik jua di hatiku
di sudut – sudut hati, ketika senja mendalu bumi
dan kini redup… layaknya mentari berbayang rembulan…
begitulah ia menaungku.
menjadi shiluet antara kau dan aku
sejenak aku tertegun
kiranya sekali waktu cahyaku telah sampai
membelai dan merangkul mu meski hanya mimpiku
dan rinai ini, tak lagi jingga
layaknya senja memudar di sudut sendalu bumi ini.
sendalu ?
kah bumi berpilu karna senja…
tak pilu . sekedar sedih senja dah tiada berganti malam .